Dari Tungku Sederhana Itu, Sem Jadikan Anak-anaknya Sarjana

GULA MERAH - Sem, sedang menata gula aren yang baru saja selesai diolahnya.
GULA MERAH – Sem, sedang menata gula aren yang baru saja selesai diolahnya.

TOMOHON  — Tungku itu terletak di bagian belakang pada gubuk sederhana yang dibangun Yusuf Sem Wungow (64) di kebunnya.

Setiap hari, dia mengayuh sepeda sejauh tiga kilometer dari rumahnya di Lahendong Lingkungan 6, Kecamatan Tomohon Selatan, Sulawesi Utara (Sulut).

Walau usianya sudah senja, Sem tetap semangat menyalakan api di tungkunya setiap hari. Sebab, dari tungku itulah dia bisa berbangga dengan apa yang dicapainya.

Kalo ndak mo kase manyala ini dodika, ndak mo dapa doi. Itu doi dari dodika ini tu kase kita pe anak-anak jadi sarjana. (Kalau tidak menyalakan api di tungku ini, tidak akan dapat uang. Uang itulah yang membiayai anak-anak saya menjadi sarjana),” cerita Sem dengan dialek Manado, Selasa (29/3/2016).

Tungku yang dimaksud adalah tungku yang dibuatnya dengan menggali tanah berbentuk segi empat berukuran setengah meter dengan kedalaman sekitar 60 sentimeter.

Lanjutkan membaca “Dari Tungku Sederhana Itu, Sem Jadikan Anak-anaknya Sarjana”